Advertisement

Responsive Advertisement

Dalam Sekejap, Pasukan Udara AS Membunuh 100 Warga Sipil Afghanistan

Senjata-senjata pembunuh milik pasukan koalisi AS tak henti-hentinya menyebar teror dan merenggung nyawa penduduk sipil di Afghanistan. Dalam serangan ke Provinsi Kunduz, utara Afghanistan, Jumat (4/9), pesawat-pesawat militer NATO membunuh sedikitnya 100 orang Afghan tak berdosa.

Dalam keterangannya, NATO berdalih bahwa target serangan itu sebenarnya adalah dua mobil tanker yang dicurigai dibajak oleh kelompok Taliban. Menurut saksi mata, serangan tersebut menyebabkan ledakan hebat dan menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil.

Gubernur Kunduz, Mohammad Omar membenarkan insiden tersebut dan mempekirakan jumlah korban tewas 90 orang lebih. Kepala Polisi di distrik Kunduz mengungkapkan, korban tewas akibat roket-roket yang dimuntahkan oleh pesawat-pesawat tempur pasukan asing di wilayah itu sedangkan mobil tanker yang diklaim dibajak Taliban oleh militer AS terperosok ke sungai. Warga yang menjadi korban serangan itu dilarikan ke rumah sakit provinsi Kunduz.

Sudah terlalu sering militer AS bersama pasukan NATO-nya melakukan serangan yang menyebabkan jatunya korban di kalangan rakyat Afghanistan. Awal bulan Mei lalu, AS beberapa kali melakukan serangan udara ke wilayah barat provinsi Farah. Lebih dari 140 warga sipil Afghanistan tewas akibat serangan-serangan itu.

Laporan PBB menyebutkan, alih-alih menggempur Taliban, serangan udara AS telah membunuh lebih dari 1.000 warga sipil di seluruh wilayah Taliban selama enam bulan belakangan ini. Dalam laporannya, PBB juga menyatakan bahwa jumlah korban sipil yang tewas akibat konflik di Afghanistan meningkat 24 persen sepanjang tahun ini.

PBB mengingatkan, kebijakan AS menambah jumlah pasukannya di Afghanistan akan memicu lebih banyak korban jiwa. Saat ini, jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai 101.000 tentara. Namun sampai saat ini, militer AS masih belum mampu meredakan perlawanan Taliban, bahkan tambah kewalahan menghadapi Taliban. (ln/prtv)