Advertisement

Responsive Advertisement

KOMISI PENYIARAN INDONESIA 10 Program Acara Televisi Terancam Ditutup

KOMISI PENYIARAN INDONESIA

10 Program Acara Televisi Terancam Ditutup

Senin, 12 Mei 2008

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat akhirnya gerah juga dituding sebagai "macan ompong". Tudingan bertubi-tubi memang diajukan pemirsa, berkenaan dengan maraknya tayangan tidak sehat di televisi. KPI bahkan dianggap sebagai macan ompong karena tidak berani bersikap tegas.

Akibat tudingan itu, KPI mengancam akan bersikap tegas. Kepada masyarakat luas, KPI juga minta mewaspadai 10 program acara yang dianggap bermasalah yang ditayangkan sembilan stasiun TV swasta nasional Indonesia. Kesepuluh tayangan itu kini terancam ditutup.

Kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/5), Ketua KPI Pusat Prof Sasa Djuarsa Sendjaja mengatakan, 10 program acara televisi bermasalah itu adalah Cinta Bunga (SCTV), "Dangdut Mania Dadakan 2" (TPI), "Extravaganza" (TransTV), Jelita (RCTI), Mask Rider Blade (ANTV), Mister Bego (ANTV), Namaku Mentari (RCTI), Rubiah (TPI), Si Entong (TPI), dan "Super Seleb Show" (Indosiar).

Menurut Sasa, dari hasil pemantauan KPI selama periode 1 - 13 April, kesepuluh acara TV itu paling banyak melanggar Standar Program Siaran KPI, antara lain melanggar norma kesopanan dan kesusilaan dengan banyak menampilkan kekerasan, menampilkan kata-kata kasar, serta merendahkan dan melecehkan orang lain.

Untuk sinetron Cinta Bunga (SCTV), KPI menilai terlalu menampilkan kekerasan secara verbal, yaitu memaki dan merendahkan orang lain, selain tidak mencantumkan klasifikasi acara. Demikian pula variety show "Extravaganza" di TransTV, menampilkan rangkaian adegan yang mengesankan tindak kekerasan dengan atau tanpa alat, banyak kekerasan secara verbal, percakapan mengarah ke makna vulgar dan tidak memperhatikan norma kesopanan serta kesusilaan.

Adapun ihwal "Dangdut Mania Dadakan 2" TPI, KPI menyimpulkan terlalu menampilkan kata-kata kasar, melecehkan dan merendahkan orang lain, secara khusus sering melecehkan orang dengan kelompok dan bentuk fisik tertentu, mempertontonkan percakapan yang mengarah ke makna vulgar dan tidak memperhatikan norma kesopanan serta kesusilaan.

Sementara itu, Jelita (RCTI) terlalu menampilkan kekerasan fisik secara khusus kekerasan terhadap anak, menampilkan kekerasan verbal, memaki dengan kata-kata kasar, tidak memperhatikan norma kesopanan dan tidak mencantumkan klasifikasi acara.

Sinetron komedi Mister Bego (ANTV) terlalu menampilkan kekerasan fisik, menampilkan adegan mengarah ke seks, menampilkan kata-kata kasar, tidak memperhatikan norma kesopanan dan tidak mencantumkan klasifikasi acara. Sedangkan serial anak Mask Rider Blade (ANTV) merupakan acara nonkartun yang menampilkan kekerasan fisik cukup intens dalam bentuk perkelahian/pertarungan, dan tidak menampilkan klasifikasi acara meski ada logo Star Kids.

Tentang Namaku Mentari (RCTI), KPI menilai terlalu menampilkan kekerasan fisik secara khusus kekerasan terhadap anak, menampilkan kekerasan verbal yaitu memaki dan kata-kata kasar, tidak memperhatikan norma kesopanan dan tidak mencantumkan klasifikasi acara.

Sinetron Rubiah (TPI) dinilai KPI terlalu menampilkan kata-kata kasar, melecehkan dan merendahkan orang lain dan secara khusus ada muatan melecehkan orang dengan kelompok dan bentuk fisik tertentu, menampilkan kekerasan fisik, tidak memperhatikan norma kesopanan serta hanya mencantumkan klasifikasi acara secara sekilas.

Sinetron komedi Si Entong (TPI) juga terlalu banyak menampilkan kata-kata kasar, memaki, dan melecehkan orang lain, menggambarkan sosok guru yang melecehkan, tidak memperhatikan norma kesopanan serta tidak mencantumkan klasifikasi acara.

Acara variety show "Super Seleb Show" di Indosiar dinilai KPI terlalu menampilkan rangkaian kata-kata kasar, melecehkan dan merendahkan orang lain (secara khusus sering melecehkan orang dengan kelompok dan bentuk fisik tertentu), tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan.

Sasa mengatakan, banyak stasiun TV yang tidak mencantumkan klasifikasi acara (penggolongan program siaran berdasarkan usia khalayak penonton), yaitu A (anak), R (remaja), D (dewasa), dan SU (semua umur). "Berkaitan dengan kenyataan itu pula KPI akhirnya sering dikeluhkan pemirsa sebagai macan ompong. Tetapi, KPI sebenarnya hanya bersikap hati-hati dan memberi kesempatan kepada pihak stasiun untuk membenahi tayangan-tayangan yang dikeluhkan. Jika stasiun itu tidak juga menggubris teguran KPI, sikap KPI selanjutnya adalah menutup tayangan bermasalah itu," tutur Sasa.

Menanggapi sikap KPI tersebut, Manajer Senior Humas SCTV Budi Darmawan, menjelaskan bahwa dibandingkan dengan tayangan sinetron yang ada di stasiun televisi lainnya, praktik kekerasan yang menjadi dasar keluhan KPI untuk sinetron Cinta Bunga itu masih tidak ada apa-apanya. "Tapi kritik dari KPI tetap kami hargai dan kami jadikan bahan evaluasi. Kami akan lebih menyaring sinetron yang akan ditayangkan SCTV," ujar Budi. Dia juga akan meminta sejumlah rumah produksi, yang selama ini bermitra dengan SCTV dalam hal pasokan tontonan, untuk tidak mengandalkan kekerasan dalam setiap produk tontonannya. Cinta Bunga yang dikeluhkan KPI bukan buatan SCTV, melainkan produksi MD Entertainment.

Sikap serupa juga diungkapkan Gufron Sakaril, Manajer Humas Indosiar. Acara "Super Seleb Show" yang dinilai KPI bermasalah, menurut Gufron, akan segera dievaluasi. Jika pemirsa mengeluhkan tayangan itu ke KPI karena mengganggu jadwal shalat magrib, Gufron menjelaskan bahwa sebenarnya saat penonton masih berada di studio, pihak Indosiar juga sudah mengingatkan bahwa acara magrib telah tiba. Kepada umat Islam diingatkan untuk segera shalat magrib.

Sementara bagi penonton yang berada di rumah, melalui layar kaca Indosiar juga menayangkan jadwal shalat magrib. "Tapi, nggak apa. Kami tetap akan menanggapi keluhan itu. Kami akan memperbaiki di mana sisi-sisi yang perlu dievaluasi agar tayangan itu tetap dicintai pemirsa," ujar Gufron.

Sayangnya, sejumlah manajer humas stasiun TV lain yang dihubungi malah terkesan tidak peduli dengan pernyataan KPI tersebut. Jadi, kita lihat saja perkembangan soal ini nanti. Beranikah KPI menutup tayangan bermasalah itu? (Ami Herman)

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=199401