Advertisement

Responsive Advertisement

Tayangan Ramadhan Indosiar Terbanyak Tampilkan Kekerasan dan Pornografi

Tayangan Ramadhan

Indosiar Terbanyak Tampilkan Kekerasan dan Pornografi

Senin, 29 September 2008
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan masih banyaknya acara kuis berunsur judi yang ditayangkan stasiun televisi swasta pada Ramadhan tahun ini. Meski MUI sebelumnya sudah mengimbau agar stasiun teve tidak menayangkan kuis judi, namun mereka tetap menayangkannya. Demikian dikatakan Ketua Komisi Infokom MUI, Said Budairy, di Jakarta, Jumat lalu.

Dan, dari sejumlah stasiun televisi yang menjadi sorotan selama bulan Ramadhan, Indosiar merupakan stasiun yang paling banyak menampilkan tontonan yang bermuatan adegan kekerasan psikis, fisik bahkan porno.

Stasiun itu juga sudah diberi peringatan sejak jauh-jauh hari, tetapi terkesan tidak menghiraukan teguran yang kami berikan. Kami sedang memikirkan tindakan apa yang akan direkomendasikan pelaksanaannya kepada KPI, ujar Said Budairy.

Said menambahkan, meski pada pengumuman hasil pantauan siaran televisi 10 hari pertama Ramadhan, MUI telah mengimbau stasiun-stasiun teve untuk tidak mengadakan kuis judi. Namun, ternyata mereka tetap menayangkannya, termasuk Indosiar.

Ini tampaknya sudah bukan domain seruan dan ajakan, tetapi mungkin domain pemerintah, polisi, dan KPI karena digunakannya frekuensi milik publik untuk terang-terangan melakukan perjudian elektronik menjangkau rakyat se-Nusantara, kata Said dalam jumpa pers di kantor Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo).

Didampingi Menkominfo Muhammad Nuh dan Wakil Ketua KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) Pusat, Fetty Fajriati Miftach, Said mengatakan bahwa MUI juga menyayangkan masih adanya program infotainment yang berisi gibah (pergunjingan) dan tayangan yang mengganggu privasi orang dengan kekerasan.

MUI mencatat adanya kemajuan, yaitu pada waktu buka puasa dan saat makan sahur menjadi jam tayang dengan nuansa keagamaan, walau ada juga yang masih tidak pas.

Saat-saat itu juga jumlah penonton melonjak 12 kali lipat pada waktu sahur dan meningkat 35% pada saat buka puasa, kata Said.

Sayangnya, menurut dia, peningkatan jumlah penonton pada dua waktu tersebut terlalu dimanfaatkan untuk mengeruk iklan sebanyak-banyaknya, sehingga mengurangi banyak waktu untuk sajian keagamaan.

MUI mendesak agar program siaran dewasa berdasar P3SPS-KPI, yang boleh disiarkan pukul 22.00-03.00, ditiadakan dan diganti dengan program berkategori lain. Sebab, pada saat Ramadhan, anak-anak dan remaja tetap beraktivitas menunggu saat sahur, kata Said Budairy.

Sedangkan Wakil Ketua KPI Fetty Fajriati Miftach menjelaskan, ada peningkatan jumlah adegan kekerasan fisik, psikis, mistik-horor, dan porno-cabul pada tayangan di stasiun televisi selama 10 hari kedua dibanding 10 hari pertama Ramadhan. Tercatat ada 896 adegan pada periode 10 hari kedua dibanding 802 adegan pada periode 10 hari pertama Ramadhan.

Fetty mengatakan, 896 adegan tersebut terdiri dari 516 adegan kekerasan psikis, 284 adegan kekerasan fisik, 57 adegan cabul-porno, dan 39 adegan mistik-horor. Indosiar masih menjadi stasiun teve terbanyak menayangkan adegan kekerasan psikis, kekerasan fisik, mistik, dan porno, kata Fetty.

KPI juga mencatat adanya peningkatan jumlah adegan kekerasan di tiga stasiun teve dibandingkan dengan hasil pemantauan 10 hari pertama Ramadhan, yaitu pada RCTI, SCTV dan Global TV.

Meski begitu, MUI dan KPI menilai siaran televisi Ramadhan tahun ini terasa mengalami perbaikan dibanding tayangan Ramadhan tahun kemarin. Kini suasana keagamaan Islam mewarnai banyak acara di banyak stasiun televisi. (Ant/Ami Herman)
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=210447