Advertisement

Responsive Advertisement

Chechnya: History, Struggle and the Future


Senin, 31/08/2009 17:19 WIB | email | print | share

 Chechnya: History, Struggle and the Future 

Monday, 08/31/2009 17:19 pm | email | print | share
After kejatuahn Soviet Union, the actual aspirations of the people Chenchen almost achieved when people Chenchen won the first Chenchen War over Russia. But then, when Vladimir Putin launched a second war on Chechnya, Moscow regained control of Chechnya's de facto, and put a puppet president who caused all the chaos, the media launched a propaganda campaign, and apply the tactics of divide in people's struggle Chenchen.
Namu, Chenchen people never stopped. They fought from village to city across Chechnya, and the pro-Moscow policies in this country was never effective. The young people still go to the forest Chencehn, joined the fighters. Chechnya is still occupied by Russia.
History of the People's Chenchen
People Chenchen known as Nokhchi, that is, those who come from villages where there is war with Russia in the 18th century. They inhabit the north Caucasus region. The amount is very small, but they are very vocal in the fight against Russian occupation at that time. People Chenchen also known as the Ingush, and collectively the "Vainakh" which means "our people."
In the 16th century, people came to the region Cossaks. Cossaks People are people all over Russia who meyebar Russia. They are criminals and bandits who lived in the southern border of the Russian empire. The number of home they are very little, but because the kingdom of support from Russia, then they dare to take the rights of indigenous people of the Caucasus. This is what is behind the war in Chechnya and Russia today.
In February 1943, the people Chenchen transported by train wheels for the cattle into Central Asia by Russian soldiers. This happened in the reign of Stalin and followed by other Russian leaders .. This is known as the forced deportation of the people Chenchen. They were forced to make roads and bridges. But they later learned is their villages burned. Many were killed at that time, maybe almost about 30% of their total 4000,000 people in the region.
First and Second Chechen War
Chechen War is actually a form of humiliation Russia in the 1990s decade. Both wars are triggered by different interests, but the first war influenced the results of the second war.
The first Chechen war in December 1994, conducted by the Yeltsin government. The aim is to integrate Chechnya as part of Russia. President Dzhokhar Dudaev, won an honest and clean elections in October 1991, Chechnya declared independence in November the same year, and refused to Moscow. Until the spring of 1994, Chechnya was the only country that refused to join. So any war against Muslim resounding Chenchen.
Putin claimed that Russia is fighting terrorists. The first war ended in August 1996. This war killed more than 100,000 civilians and soldiers Chenchen. The second war that erupted in the fall of 1999, is a revenge war that occurred during 1994-1999. Russia claims, that Shamil Basayev, a Chechen fighters had bombed a series of apartments in Russia, something that was never proven until now.
Until now, the number of Muslim victims Chenchen have never known. But certainly, the victims ranging from age 10 to 60 years. If the first war based on wrong calculations, then the second war is more brutal and cynical as the formation of a new regime forces around Putin.
The root of the People's Movement Chenchen
Islamic Movement of people Chenchen came when Mikhail Gorbachev implemented Perestroika, or some kind of Russian reform. Momentum Chenchen Islamic movement occurred in 1991. Dzhokhar Dudayev, Chechnya's elected president, has just returned from Estonia after attending a Russian Air Force.
In Estonia, Dudayev saw 1.6 million people-just a little more than-courageous Chechen independence from the Soviet mendeklrasikan. While over the years, Chechnya has suffered and colonized for nearly two decades.
Sufis are also known as the party that many large contribute in the struggle of the Chechen people. Chehcnya People began to embrace Islam in the 17th century until the 19th century. No wonder then if Sufism became the most dominant identity in society Chenchen. Sufi Nqshabandiyah widely understood in Chechnya. But the war operations in Chechnya in 1994, Russia more to wipe out the Salafis who was then the middle of a trend.
Russia and Islam
Since the beginning of the second Chechen war in 1999, Moscow has tried to control the Muslims in this country. Even since the time of the Tsar. But since then also, how that is done is always just through violence.
Until recently, Islam assessed with a negative outlook. There is also a feeling of Muslims made such as 'Second Class People'. The view of Islam as is clearly due to the influence of western media which transmit the idea of 'Islamphobia' and linking the Islamic group as a terrorist group that is not unfounded. Russia considered Muslims Wahhabi wing, and is of course a bad case. Yet so, as a whole, Muslims in this country reached 20 million people and Islam became the second largest religion in the country. (Sa / IOL) 


http://www.eramuslim.com/berita/gerakan-dakwah/chechnya-sejarah-perjuangan-dan-masa-depan.htm
==========================================

Setelah kejatuahn Uni Soviet, sebenarnya aspirasi rakyat Chenchen hampir saja tercapai ketika rakyat Chenchen memenangkan Perang Chenchen pertama atas Russia. Namun kemudian, ketika Vladimir Putin melancarkan perang kedua kalinya atas Chechnya, Moskow kembali menguasai Chechnya secara de facto, dan menempatkan seorang presiden boneka yang mengakibatkan segala kekacauan, melancarkan kampanye media propaganda, dan menerapkan taktik pecah belah pada perjuangan rakyat Chenchen.
Namu, rakyat Chenchen tak pernah berhenti. Mereka berjuang dari desa ke kota di seantero Chechnya, dan kebijakan pro-Moskow di negara ini tak pernah mempan. Anak-anak muda Chencehn tetap pergi ke hutan, bergabung dengan para pejuang. Chechnya masih terjajah oleh Russia.
Sejarah Rakyat Chenchen
Rakyat Chenchen dikenal sebagai Nokhchi, yaitu orang yang berasal dari desa dimana terjadi peperangan dengan Russia di abad ke-18. Mereka menghuni sebelah utara wilayah Kaukasus. Jumlahnya sangat kecil, namun mereka sangat vokal dalam melawan penjajahan Russia waktu itu. Rakyat Chenchen juga dikenal sebagai orang Ingush, dan secara kolektif disebut “Vainakh” yang artinya “rakyat kami.”
Pada abad ke-16, datanglah orang-orang Cossaks ke wilayah itu. Orang Cossaks adalah orang-orang Russia yang meyebar ke seantero Russia. Mereka adalah para penjahat dan bandit yang tinggal di perbatasan selatan kerajaan Russia. Jumlah asalnya mereka sangat sedikit, namun karena dukungan dari kerajan Russia, maka mereka berani mengambil hak dari rakyat Kaukasus asli. Inilah yang melatarbelakangi perang Chechnya dan Russia sampai saat ini.
Pada Februari 1943, rakyat Chenchen diangkut dengan kereta roda untuk ternak ke Sentral Asia oleh para tentara Russia. Ini terjadi pada masa pemerintahan Stalin dan diikuti oleh para pemimpin Russia lainnya.. Ini dikenal sebagai deportasi paksa rakyat Chenchen. Mereka dipaksa untuk membuat jalan dan jembatan. Namun yang didapat mereka kemudian adalah desa mereka dibakar. Banyak yang tewas saat itu, mungkin hampir sekitar 30% dari jumlah keseluruhan mereka 4000.000 orang di wilayah itu.
Perang Chechnya I dan II

Perang Chechnya sebenarnya adalah bentuk rasa malu Russia pada decade 1990-an. Kedua perang ini dipicu oleh kepentingan berbeda, namun hasil perang pertama memengaruhi terjadinya perang kedua.
Perang pertama Chechnya terjadi pada Desember 1994, dilakukan oleh pemerintahan Yeltsin. Tujuannya adalah untuk mengintegrasikan Chechnya sebagai bagian dari Russia. Presiden Dzhokhar Dudaev, memenangkan pemilu yang jujur dan bersih pada Oktober 1991, mendeklarasikan kemerdekaan Chechnya pada November di tahun yang sama, dan menolak Moskow. Sampai musim semi 1994, Chechnya adalah satu-satunya negara yang tak mau bergabung. Maka perang pun berkumandang terhadap Muslim Chenchen.
Putin mengklaim bahwa Russia sedang memerangi teroris. Perang pertama berakhir pada Agustus 1996. Perang ini menewaskan lebih dari 100.000 rakyat sipil dan tentara Chenchen. Perang kedua yang meletus pada musim gugur 1999, adalah sebagai balas dendam perang yang terjadi selama 1994-1999. Russia mengklaim, bahwa Shamil Basayev, seorang pejuang Chechnya telah membom serangkaian apartemen di Russia, sesuatu yang tak pernah terbukti sampai sekarang.
Sampai sekarang, jumlah korban Muslim Chenchen tidak pernah diketahui. Namun yang pasti, korban mulai dari umur 10 sampai 60 tahun. Jika perang pertama didasari oleh kalkulasi yang salah, maka perang kedua dilakukan lebih brutal dan sinis sebagai pembentukan kekuatan rejim baru di sekitar Putin.
Akar Gerakan Rakyat Chenchen
Gerakan Islam rakyat Chenchen muncul ketika Mikhail Gorbachev menerapkan perestroika, atau semacam reformasi Russia. Momentum gerakan Islam Chenchen terjadi pada tahun 1991. Dzhokhar Dudayev, presiden terpilih Chechnya, baru saja kembali dari Estonia setelah mengikuti Angkatan Udara Russia.
Di Estonia, Dudayev melihat 1,6 juta rakyatnya—hanya lebih banyak sedikit dari Chechnya—berani mendeklrasikan kemerdekaan dari Soviet. Sedangkan selama ini, Chechnya telah menderita dan dijajah selama hampir dua dekade lamanya.
Kaum Sufi juga disebut sebagai pihak yang banyak berandil besar dalam perjuangan rakyat Chechnya. Rakyat Chehcnya mulai memeluk Islam pada abad 17 sampai abad 19. Tidak heran kemudian jika sufisme menjadi identitas yang paling dominan dalam masyarakat Chenchen. Paham Sufi Nqshabandiyah banyak tersebar di Chechnya. Namun operasi perang Chechnya pada tahun 1994, Russia banyak menghabisi kaum Salafi yang saat itu tengah menjadi trend.
Russia dan Islam

Sejak permulaan perang kedua Chechnya di tahun 1999, Moskow telah berusaha menguasai Muslim di negeri ini. Bahkan sejak zaman Tsar. Namun sejak itu pula, cara yang dilakukan selalu saja lewat kekerasan.
Sampai saat ini, Islam dinilai dengan pandangan negatif. Ada juga yang merasakan umat Islam dijadikan seperti 'Second Class People'. Pandangan terhadap Islam seperti ini jelas disebabkan pengaruh media barat yang meyebarkan idea 'Islamphobia' dan mengaitkan golongan Islam sebagai kumpulan teroris yang tak berdasar. Umat Muslim Russia dianggap beraliran Wahabi, dan ini tentu saja sebuah perkara buruk. Namun toh begitu, secara keseluruhan, pemeluk agama Islam di negeri ini mencapai 20 juta jiwa dan Islam menjadi agama kedua terbesar di negara ini. (sa/iol)