Advertisement

Responsive Advertisement

Penyebab Kegagalan Teratas

Penyebab Kegagalan Teratas

Saya tahu, Anda yang rajin mengunjungi situs ini atau member Mailing List Motivasi Islami adalah orang-orang yang sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Saya ingin Anda berhasil, oleh karena itu saya menampilkan 8 penyebab kegagalan teratas dalam proses pengembangan diri dan mewujudkan apa yang Anda inginkan.

1. Tetap Skeptis. Orang seperti ini selalu mengatakan dalam hatinya atau juga melalui mulutnya “ah tidak akan berhasil”, “ini bukan untuk saya”, “orang lain bisa tetapi saya tidak akan”, “tidak mungkin”, “terlalu bagus untuk menjadi kenyataan”, dan kalimat-kalimat lainnya. Intinya orang skpetis tidak akan pernah percaya terhadap apa yang ditulis dan dikatakan oleh orang lain.
2. Besok Waktu Terbaik. OK, bagus, saya akan mulai besok. INi disebut dengan menunda-nunda. Jika hari ini mengatakan bahwa besok akan mulai, maka besok pun besar kemungkinan akan mengatakan hal yang sama, akhirnya besok lagi, besok lagi. Tanpa sadar dia mengatakan besok sampai 1000 kali, artinya dia menunda 1000 hari untuk berbuat baik. Ah tidak mungkin, masak sampai 1000 hari? Pada kenyataannya, banyak yang lebih dari 1000 hari, ada yang sampai puluhan tahun menunda untuk berbuat baik.
3. Tidak berhasil, tidak apa-apa. Ah coba saja, berhasil syukur, tidak pun tidak apa-apa. Banyak orang seperti ini. Katanya nothing to loose. Betulkah? Jika sejak awal sudah seperti ini, maka kemungkinan berhasil akan jauh berkurang. Yang pertama karena dia tidak benar-benar membutuhkan keberhasilan dan yang kedua dia ragu dengan proses. Dua hal yang justru akan menghambat keberhasilan.
4. Ah, yang pentingkan….. Ada suatu yang aneh, setelah panjang lebar membaca sebuah buku, akhirnya dia menutup buku dengan mengatakan “Ah, yang pentingkan ….” Sebagai contoh, ada saudara saya yang membaca buku The Secret, kemudian saat saya tanya tentang buku tersebut dia menjawab, “Ah yang pentingkan kita berdoa kepada Allah”. Tidak ada yang salah dengan berdo’a, masalah dari dulu sudah berdo’a, mengapa belum berhasil juga? Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan sambil menyepelekan pelajaran yang didapat.
5. Tidak Spesifik. Sebagai contoh, saya hanya ingin bahagia. Saya ingin kaya. Kaya seperti apa? Bukankah jika gajinya ditambah Rp 1.000 sudah lebih kaya? Tujuan yang tidak spesifik malah akan membuat tindakan kita mengambang tidak memiliki arah yang jelas. Saya mau ke Jakarta, Jakartanya sebelah mana? Jakarta itu luas bung!
6. Menyalahkan. Tipe orang seperti ini selalu mencari kambing hitam untuk setiap kesalahan dan kegagalan yang dia alami. Jika selalu menyalahkan orang lain, artinya dia selalu benar dan tidak perlu diperbaiki. Maka sampai kapan pun tidak akan pernah ada perbaikan baginya. Dia kreatif untuk mencari alasan, saya tidak kreatif untuk mencari solusi.
7. Cepat Menyerah. “Saya sudah mencoba!” OK, Anda sudah mencoba, berapa kali? Tanyakan kepada Thomas Alpha Edison, berapa kali dia mencoba membuah bola lampu. Jika dia berhenti setelah 1000 kali, dia “bisa dibilang punya cukup alasan”. Tetapi dia tidak. Ah, banyak kisah lain yang menceritakan kekuatan mencoba. Sebagai contoh, Nabi Muhammad saw pun berkali-kali mencoba hijrah sebelum ke Madinah.
8. Yang penting bertindak. “Tidak usah banyak teori, yang penting kita bertindak dan bekerja keras, maka kajaiban akan terjadi.” Saya melihat orang-orang yang begitu kerja keras dalam hidupnya. Mereka selalu bertindak, tidak pernah berpangku tangan. Tapi sayang, mereka tidak mengalami kemajuan berarti dalam hidupnya. Sementara banyak orang yang tindakannya tidak sekeras mereka, tetapi justru lebih berhasil. Artinya, Anda memang harus bertindak, tetapi yang menjadi pertanyaan, “Bertindak seperti apa?” “Bertindak yang bagaiamana?” Bukan asal bertindak.

Mudah-mudahan tidak satu pun dari penyebab kegagalan ini ada pada diri kita. Jika masih ada, mari kita belajar untuk menghilangkannya.
http://www.motivasi-islami.com/artikel/sikap/penyebab-kegagalan-teratas/