Advertisement

Responsive Advertisement

Muslim Culture amazed, Six African boxer to embrace Islam

  Muslim Culture amazed, Six African boxer to embrace Islam
Tuesday, 05 Januari 2010 15:22
Coach Central African Republic, Mohamed Kalambaye, said that the country's sixth national boxer has decided to convert after impressed with the spirit of Islamic culture and friendly attitude of local residents. (SuaraMedia News) (ki-ka): Gbodo Ygor, coach Mohamed Kalambaye, Selebangue Bienvenu, Vomitiande Huges, Grassa Thibault, Niambongui Davy. (SuaraMedia News)

    
* Previous
    
* 1 of 2
    
* Next
KARACHI (SuaraMedia News) - While rising Islamophobia in the West, six members of the boxing team of the Central African Republic who are Christians decided to convert to Islam after being very impressed by the culture and hospitality of the Pakistan Muslim residents on Monday.
Coach Central African Republic, Mohamed Kalambaye, said that the six boxers had decided to convert after impressed with the spirit of Islamic culture and friendly attitude of local residents.
"All six boxers were Christians and they have no intention to convert to Islam at all before coming to Pakistan. Basically, unity and brotherhood in Islam who impress them. But the most important is the absence of discrimination in Islam. Once you're saying Assalamualaikum, so you're accepted as a brother no matter what color your skin. And that's what makes them so impressed, "said Kalambaye in an exclusive interview with Dawn.com on Monday.

 
Among the six people who choose to convert to Islam is Gbodo Ygor, Selebangue Bienvenu, Vomitiande Huges, Grassa Thibault, Davy and Niambongui Martial Ngocko. They will be converted to Islam in a ceremony held on Tuesday at a local hotel by two o'clock. The boxer was in town to participate in international tournaments Benazir Bhutto.
Kalambaye said that the six did not convert to Islam because of pressure or invitation. Instead, they chose Islam because of their own desires.
"There is no pressure on them at all. They knew what they were doing. When we got here, they saw how I was accepted and welcomed wherever I go and with everyone I met by the local Muslim population. No one cares about my black skin. I am greeted with a warm heart by the organizers or anyone who met with me because of my religion.
"They see that even though a Christian, but they receive the same respect. They got a garland on arrival at Karachi airport. That's why they want to go into the religion that teaches compassion to fellow human beings, "he said as he Kalambaye speak on behalf of the boxer who can only speak in their own native language.
The coach said that the negative image in their minds about Pakistan and its people vanished when they arrived and saw the hospitality and feel the warmth.
"I think the West and the media to stop describing the Muslims negatively. I agree that someone who calls himself Muslim and kill innocent people in the name of Islam is wrong. The word Islam actually means 'perdamaaian' and that's exactly what religion teaches us. "
"I am a Muslim and have read the holy book the Qur'an. I know that young children have made the right decision and it proves that Islam is a religion of peace. In fact, every religion teaches peace. I think the boxers are not going to regret having converted to Islam despite all the Muslims blamed for terrorism and the senseless murder of this, "said the coach.
He said that only has to think Bienu to convert since his visit to Lebanon in October 2009, adding that conversions performed by the Central African boxer, is not the first time that happened. The Central African boxer many who converted to Islam and Aljazairs visited countries other Muslims in the past.
Kalambaye convinced that although there may be no negative reaction in the country of Islam they move, they may be rejected by their families.
"In Central Africa, everyone is free to choose their own religion, but I fear the fighters will be rejected by their families. One of the boxers was a student and another one has a small shop, while the other four do not have a job. I do not know how they will survive if they are rejected by their families. But they're not a kid, I think they would be able to handle it, "said the coach.
Kalambaye said that the move to Islam is not a phenomenon in Central Africa and even in the capital Bangui, there are about 20 Mosque.
"It's not a small mosques mosque but that can be used for Friday prayers, too. Islam did not spread in Central Africa in the first period. But things are different now. Many people who begin to Islam. (rin / dn) www.suaramedia.com


================================================

Takjub Budaya Muslim, Enam Petinju Afrika Masuk Islam

E-mail Cetak PDF

KARACHI (SuaraMedia News) – Sementara Islamophobia meningkat di Barat, enam anggota tim tinju Republik Afrika Tengah yang beragama Kristen memutuskan untuk masuk Islam setelah merasa sangat terkesan oleh kebudayaan dan keramahan penduduk setempat Muslim Pakistan pada hari Senin. Pelatih tim Republik Afrika Tengah, Mohamed Kalambaye, mengatakan bahwa keenam petinju itu telah memutuskan untuk masuk Islam setelah terkesan dengan semangat kebudayaan Islam dan sikap ramah penduduk setempat.
“Keenam petinju itu beragama Kristen dan mereka tidak memiliki niat untuk masuk Islam samasekali sebelum datang ke Pakistan. Pada dasarnya persatuan dan persaudaraan dalam Islam-lah yang membuat mereka terkesan. Namun yang paling penting adalah tidak adanya diskriminasi dalam Islam. Sekali kau mengucapkan Assalamualaikum, maka kau diterima sebagai seorang saudara tak peduli apa warna kulitmu. Dan itulah yang membuat mereka sangat terkesan,” ujar Kalambaye dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Dawn.com pada hari Senin.

Di antara enam orang yang memilih untuk masuk Islam adalah Gbodo Ygor, Selebangue Bienvenu, Vomitiande Huges, Grassa Thibault, Niambongui Davy dan Ngocko Martial. Mereka akan masuk Islam dalam sebuah upacara yang diadakan pada hari Selasa di sebuah hotel setempat pukul dua siang. Para petinju itu berada di kota tersebut untuk berpartisipasi dalam turnamen internasional Benazir Bhutto.
Kalambaye mengatakan bahwa keenamnya tidak masuk Islam karena tekanan atau ajakan. Sebaliknya, mereka memilih masuk Islam karena keinginan mereka sendiri.
“Tidak ada tekanan terhadap mereka samasekali. Mereka tahu apa yang mereka lakukan. Ketika kami sampai di sini, mereka menyaksikan bagaimana saya diterima dan disambut ke mana pun saya pergi dan dengan siapa pun saya bertemu oleh penduduk Muslim setempat. Tidak ada yang peduli dengan kulit saya yang hitam. Saya disapa dengan hati yang hangat oleh pihak penyelenggara atau siapa pun yang bertemu dengan saya karena agama saya.
“Mereka melihat bahwa meskipun beragama Kristen namun mereka menerima penghormatan yang sama. Mereka mendapat kalung bunga begitu tiba di bandara Karachi. Itulah mengapa mereka ingin masuk ke agama yang mengajarkan kasih sayang kepada sesama manusia ini,” ujar Kalambaye sambil berbicara mewakili para petinju yang hanya bisa berbicara dalam bahasa asalnya sendiri.
Sang pelatih mengatakan bahwa citra negatif dalam pikiran mereka tentang Pakistan dan masyarakatnya sirna ketika mereka sampai dan melihat keramahan serta merasakan kehangatannya.
“Saya rasa Barat dan medianya harus berhenti menggambarkan kaum Muslim secara negatif. Saya sependapat bahwa seseorang yang menyebut dirinya Muslim kemudian membunuh orang-orang tak bersalah atas nama Islam adalah perbuatan yang salah. Kata Islam sebenarnya berarti ‘perdamaaian’ dan itulah tepatnya yang diajarkan oleh agama kami.”
“Saya adalah seorang Muslim dan telah membaca kitab suci Al-Qur’an. Saya tahu bahwa anak-anak muda ini telah membuat keputusan yang tepat dan itu membuktikan bahwa Islam adalah agama yang damai. Bahkan, setiap agama mengajarkan perdamaian. Saya rasa para petinju ini tidak akan menyesal telah masuk Islam meskipun semua Muslim disalahkan atas terorisme dan semua pembunuhan tak masuk akal ini,” ujar sang pelatih.
Ia mengatakan bahwa hanya Bienu yang telah memikirkan untuk pindah agama sejak kunjungannya ke Libanon pada bulan Oktober 2009, sembari menambahkan bahwa perpindahan agama yang dilakukan oleh para petinju Afrika Tengah itu bukan yang pertama kalinya terjadi. Para petinju Afrika Tengah banyak yang telah masuk Islam mengunjungi Aljazairs dan negara-negara Muslim lain di masa lalu.
Kalambaye yakin bahwa meskipun mungkin tidak akan ada reaksi negatif di dalam negeri tentang kepindahan mereka Islam, mereka mungkin akan ditolak oleh keluarga masing-masing.
“Di Afrika Tengah, setiap orang bebas memilih agamanya sendiri, namun saya khawatir para petinju ini akan ditolak oleh keluarganya masing-masing. Salah satu dari petinju itu adalah seorang pelajar dan satu lagi memiliki sebuah toko kecil, sementara empat lainnya tidak memiliki pekerjaan. Saya tidak tahu bagaimana mereka akan bertahan jika mereka ditolak oleh keluarganya. Tapi mereka bukan anak kecil, saya rasa mereka pasti akan dapat mengatasinya,” ujar sang pelatih.
Kalambaye mengatakan bahwa kepindahan ke Islam bukan sebuah fenomena di Afrika Tengah dan di ibukota Bangui pun terdapat sekitar 20 Masjid.
“Itu bukan Masjid-masjid kecil melainkan Masjid yang dapat digunakan untuk sholat Jumat juga. Islam tidak menyebar di Afrika Tengah pada masa dulu. Namun segalanya berbeda sekarang. Banyak orang yang mulai masuk Islam. (rin/dn) www.suaramedia.com