Advertisement

Responsive Advertisement

Pesantren Internasional Gratis

Pesantren Internasional Gratis


SEJUMLAH pekerja menyelesaikan pembangunan MTs. berstandar internasional dari dana hibah Australia di Kompleks Pesantren As Solehiyah Kp. Haur Hapit, Desa Bojongsari, Bojongsoang, Kab. Bandung, beberapa waktu lalu. Bantuan itu untuk membangun tiga lokal kelas.* SARNAPI/"PR"

PINGGIRAN Sungai Citarum biasa dikesankan sebagai wilayah yang padat, kumuh, dan penuh dengan buangan limbah maupun sampah. Namun, kesan itu langsung hilang ketika kita menyambangi Kompleks Pesantren As Solehiyah Kp. Haur Hapit, Desa Bojongsari, Kec. Bojongsoang, Kab. Bandung.
Di areal seluas hampir satu hektare, berdiri tiga gedung untuk kantor, TK, dan madrasah ibtidaiah (MI/SD). Bahkan, saat ini dibangun madrasah tsanawiah (MTs.) berstandar internasional dan masjid.
Hebatnya, pihak yayasan membebaskan semua siswanya dari iuran apa pun, malah memberikan baju seragam dan buku-buku pelajaran serta makanan bagi siswa yang mondok di pesantren. "Kita tidak memungut iuran bulanan maupun uang bangunan dari para siswa. Rata-rata siswa berasal dari kalangan kurang mampu," kata Pimpinan Yayasan As Solehiyah, K.H. Asep Saefullah (54), di ruang kerjanya, Kamis (26/2).
Setiap tahun, Kiai Asep mengeluarkan dana sekitar Rp 6 juta untuk membeli seragam sekolah lalu dibagikan. "Sementara para guru mendapatkan beras 10 kg/bulan selain gaji. Saya berprinsip, kalau saya makan maka siswa dan guru juga harus makan," katanya.
Pria yang sempat menjadi wartawan Pelita seangkatan mantan Wagub H. Nu’man Abdul Hakim dan alm. Mahbub Junaidi tersebut mengatakan, As Solehiyah berdiri lima tahun lalu. "Kami ingin membantu masyarakat sekitar Bojongsoang dan Baleendah. Awalnya sebagian rumah yang saya tempati dipakai tempat belajar para siswa," katanya.
Dengan dana seadanya Kiai Asep berupaya membangun sekolah dan pesantren di atas tanah wakaf keluarganya. "Alhamdulillah sekolah terus berkembang, apalagi setelah datang bantuan dari para dermawan Jakarta dan Bandung. Siswa pun makin banyak, saat ini berjumlah 244 orang," ucapnya.
Pada akhir tahun 2008, pihak yayasan mendapatkan hibah (grant) dari Australia untuk membangun sekolah berstandar internasional. "Bantuan itu untuk membangun tiga lokal kelas. Selain itu, Australia juga membangun laboratorium IPA, bahasa, dan komputer serta ruang kantor," ucapnya.
Rencananya semua bangunan sudah selesai sebelum Juli 2009 sehingga bisa dipergunakan untuk menerima siswa baru. "Kita akan seleksi mana siswa yang mampu ke kelas standar internasional dan siswa kelas biasa," katanya yang menambahkan selama setahun gaji guru MTs. internasional ditanggung yayasan. (Sarnapi/"PR")***
Penulis:


http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=61938