Advertisement

Responsive Advertisement

Rebiya, Sosok di Balik Kerusuhan Xinjiang

Rebiya, Sosok di Balik Kerusuhan Xinjiang

Kamis, 9 Juli 2009 - 7:51 WIB
| More
rebiya-cINILAH Rebiya Kadeer, wanita yang dituding pemerintah China di balik kerusuan di Irumqi, Minggu lalu.  Politisi pelarian yang kini tinggal di AS menjadi perhatian dunia, setelah pecah kerusuhan yang menewaskan 156 warga dan melukai 1400 lainya.
Ribuan ditangakap pemerintah. Dan pihak berwenang segera menuding akifis politik di luar negeri sebagai provokatornya. Antara lain menyebut namanya.
Rebiya Kadeer kini hidup di Amerika Serikat. Dia disebut-sebut sebagai salah satu wakil terpenting dari warge Uigur, komunitas muslim minoritas China,  yang berada di pengasingan. Tak heran jika dia dituding menyulut kerusuhan di Xinjiang oleh Media pemerintah China. 
“Saya Rebiya Kadeer. Saya seorang Uigur,” demikian kata perempuan berperawakan kecil berumur 62 tahun ini. Selama bertahun-tahun perempuan ini bepergian ke seluruh dunia untuk menarik perhatian akan nasib kaum etnis Uigur.
Menurutnya,, kaum Uigur hidup di China seperti di dalam sebuah penjara besar. Bahkan kaumnya merupakan korban “pemusnahan etnis“. Bersama-sama Dalai Lama, yang mewakili warga Tibet,  Rebiya dianggap sebagai musuh negara dan teroris oleh pemerintah China.
Padahal Rebiya dulu merupakan warga Uigur yang disenangi pemerintah. Ia tumbuh di keluarga miskin dan bekerja keras sampai mendapatkan posisi tinggi di sebuah perusahaan dan menjadi anggota kongres.
Namun ketika kritiknya atas perlakuan pemerintah China terhadap kaum Uigur semakin tajam, ibu dari 11 anak ini tidak disukai lagi. Tahun 1999 Rebiya ditangkap dan dimasukkan ke penjara. Ia mendekam di penjara hampir 6 tahun dan sejak itu ia memberitakan tentang perlakuan pemerintah China yang melanggar hak asasi manusia. Hal yang ia lihat di penjara.
Setelah mendapat dukungan dari dunia internasional, antara lain pemerintah Amerika Serikat, Rebiya dibebaskan tahun 2005 dan sejak itu ia tinggal di Amerika Serikat. Juga di dalam pengasingan perempuan ini selalu berbicara dengan Bahasa Uigur dan memakai pakaian tradisional kaumnya.
Sebagai ketua Kongres Dunia Kaum Uigur, Rebiya berjuang bagi kepentingan kaum Uigur. Ia pernah bertemu dengan Mantan Presiden George W. Bush dan mantan Sekjen PBB Kofi Annan.
Kini media China menyatakan bahwa Rebiya Kadeer dan Kongres Dunia ini bertanggung jawab atas terjadinya kerusuhan di wilayah Uigur yang menelan banyak korban.
Rebiya menegaskan, pemerintah China dan menyatakan bahwa pemerintah Cina sendiri lah yang menyulut aksi protes ini. Rebiya Kadeer juga mengecam kekerasan yang dilakukan oleh beberapa demonstran Uigur. Organisasinya hanya mendukung aksi protes damai, katanya. (DW/dms 

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/07/09/rebiya-kadeer-sosok-balik-kerusuhan-xinjiang
=========================================================================
Rebiya, figure behind Xinjiang unrest
Thursday, July 9, 2009 - 7:51 pm | More
rebiya-cINILAH Rebiya Kadeer, the woman who accused the government of China in kerusuan behind Irumqi, last Sunday. Fugitive politician who now live in the U.S. became the world's attention, after riots broke out that killed 156 people and injuring 1400 others.
Thousands of government ditangakap. And the authorities immediately pointed to the political akifis abroad as provokatornya. Among others mentioned his name.
Rebiya Kadeer is now living in the United States. He was mentioned as one of the most important representatives of warge Uighur, China's minority Muslim community, who are in exile. No wonder if he accused sparked riots in Xinjiang by China's state media.
"I Rebiya Kadeer. I am a Uighur, "said the small-boned women aged 62 years. Over the years these women to travel the world to draw attention to the fate of the ethnic Uighur.
According to him,, the Uighur living in China as in a big prison. Even his people are victims of "ethnic cleansing". Together, the Dalai Lama, the Tibetan representative, Rebiya regarded as an enemy state and a terrorist by the government of China.
Whereas once the Rebiya Uighur citizens who favored the government. He grew up in a poor family and worked hard to get a high position in a company and a member of Congress.
But when he denounced the government's treatment of the Uighur China intensified, mother of 11 children is not like you anymore. In 1999 Rebiya arrested and thrown into jail. He languished in prison nearly 6 years and since then he told him about the government's treatment of China in violation of human rights. Things he saw in prison.
After receiving support from the international world, including United States government, Rebiya released in 2005 and since then he lived in the United States. Also in the seclusion of women is always talking with Uighur and wearing traditional clothing of his people.
As chairman of The World Uighur Congress, Rebiya fight for the interests of the Uighur. He had met with former President George W. Bush and former UN chief Kofi Annan.
Now the media claimed that China Rebiya Kadeer and the World Congress is responsible for the unrest in the Uighur region which claimed many victims.
Rebiya asserted, the government declared that China and the Chinese government itself was the one who sparked this protest. Rebiya Kadeer also condemned the violence committed by several Uighur demonstrators. The organization supports only peaceful protests, he said. (DW / dms

==========================================================================

Rabu, 14 Januari 2009 pukul 07:42:00

Rebiya Kadeer, Harapan Baru Muslim Uighur


Nasib umat Islam Uighur di wilayah otonomi Xinjiang, Cina, sungguh merana. Sembilan juta Muslim yang tinggal di sebelah Timur Turkistan itu selalu berada dalam tekanan otoritas Komunis Cina. Nasib mereka tak jauh dari warga Tibet yang terus dibayang-bayangi ketakutan.Muslim Uighur dan umat Budha Tibet sama-sama tertindas. Namun, nasib warga Tibet bisa dibilang lebih baik. Penindasan yang dilakukan otoritas Cina terhadap umat Budha Tibet kerap mendapat perhatian dan sorotan dari media-media Barat dan para politikus. Sedangkan derita Muslim Uighur, kerap luput dari perhatian dunia.Pada 2005, kantor berita BBC melaporkan sikap dua lembaga hak asasi manusia (HAM) atau Human Right Wacth (HRW) Amerika dan Cina. Mereka menuding otoritas Komunis Cina telah menindas dan berupaya menumpas umat Islam Uighur. Meski pemerintah Cina membantah, penindasan terhadap Muslim Uighur ternyata benar-benar terjadi.Partai Komunis Cina (CCP) kerap menggulirkan propaganda hitam terhadap Muslim Uighur. Mereka mencoba meyakinkan masyarakat di negeri Tirai Bambu dan dunia bahwa Muslim... 

http://www.ssffmp.or.id/koran/25/25867/Rebiya_Kadeer_Harapan_Baru_Muslim_Uighur
=========================================================================


  Rebiya Kadeer, Jutawan yang Jadi Aktivis 
  By
Republika Newsroom

Jumat, 17 Juli 2009 pukul 16:12:00 


  GONGFA.ORG   Rebiya Kadeer


  Sejak 2005, Muslimah asal Uighur ini tinggal di Virginia, Amerika Serikat (AS). Namun
nama Rebiya Kadeer selalu disebut-sebut tiap kali ada gejolak muncul di
Xinjiang. Dia dianggap sebagai dalang setiap pertikaian yang melibatkan etnis
Uighur.


Tak banyak yang tahu, sebelum ia dijebloskan ke penjara oleh pemerintah Cina,
Rebiya Kadeer merupakan pengusaha dan pegiat filantropi di Cina. Ia pernah
menggerakkan proyek 1.000 ibu rumah tangga. Melalui proyek ini, ia membantu
para wanita itu untuk mengawali usaha.


Semua dibiayai dari dana pribadi. Usaha yang didirikan mantan buruh cuci ini
maju pesat dan mendulang banyak untung. Warga lokal menyebutnya: sang
jutawan.Dari pundi-pundi yang dihasilkan dari usahanya itulah, ia membiayai
berbagai kegiatan sosial. Ia menyediakan lapangan kerja bagi warga Uighur dan
memberikan pelatihan ketrampilan kepada mereka. Ia ingin Uighur mampu memiliki
kesejahteraan hidup.


Dari kegiatannya ini, Rebiya kemudian dipilih sebagai badan penasihat nasional
Cina, Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC). Ia juga
dikirim menjadi salah satu delegasi Cina yang dikirim konferensi dunia tentang
wanita yang diselenggarakan PBB pada 1995.


Namun, petaka kemudian menghampiri dirinya saat suaminya yang orang Uighur,
Sidik Rouzi, yang juga mantan tahanan politik memutuskan untuk terbang ke AS
pada 1996. Sidik mendekam di penjara karena kampanyenya menentang perlakuan
pemerintah Cina terhadap etnik minoritas.Langkah suaminya itu berdampak bagi
dirinya. Paspor Rebiya ditahan dan polisi juga mengusiknya. Dan pada 1998,
pemerintah juga menghalanginya agar tak terpilih kembali dalam CPCC.


Ujungnya, ia ditangkap pada Agustus 1999 di tengah perjalanan saat akan bertemu
dengan delegasi dari AS. Kunjungan delegasi United States Congressional
Research Service ini adalah untuk melakukan klarifikasi terkait banyaknya
tahanan politik di Xinjiang. Di sela-sela kunjungan, mereka ingin bertemu
dengan Rebiya.


Namun niat mereka tak pernah kesampaian. Rebiya ditangkap oleh polisi saat
dalam perjalanan menemui mereka. Selain itu, polisi Cina juga menyatakan bahwa
Rebiya berupaya mengirimkan surat
kabar lokal yang memuat laporan kegiatan Uighur di Xinjiang ke suaminya di AS.
Padahal surat kabar yang ingin ia kirimkan
merupakan surat
kabar yang secara luas dibaca di Xinjiang.


Pada 10 Maret 2000, pengadilan Urumqi
menyatakan dakwaan bahwa Rebiya telah membahayakan keamanan negara. Ia kemudian
mendekam di penjara dan dibebaskan tahun 2005. Di AS, ia menjelma menjadi
aktivis. Ia mendirikan dan memimpin dua organisasi Uighur di pengasingan, yaitu
World Uighur Congress dan Uighur American Association.


Ia membantah tudingan pemerintah Cina bahwa dirinyalah yang menggerakkan amuk 
massa di Urumqi,
Xinjiang pada 5 Juli lalu. Kerusuhan ini menyebabkan 184 orang tewas. ''Saya
memperjuangkan hak-hak dasar Uighur dan penentuan nasib sendiri,'' katanya.


Rebiya yang lahir di Altay, Xinjiang, 21 Januari 1947 itu, menyatakan
permasalahan di Xinjiang, tak akan sepenuhnya tuntas bila pemerintah Cina tak
transparan dan justru sebaliknya menyalahkan kekuatan asing. "Perdamaian
yang sebenarnya tak akan bisa dicapai jika tak ada pengakuan adanya
diskriminasi etnik di Xinjiang," ujarnya.  fer/itz
 http://www.mail-archive.com/ikbal_alamien@yahoogroups.com/msg05736.html