August, 2007
QA Sekitar Sains dan Kaitan dengan Quran
JAWABAN ATAS BEBERAPA KESALAHPAHAMAN ATAS SAINS DAN KAITAN DENGAN QURAN
(Misalnya, gerakan bumi, matahari mengitari bumi, pendaratan di bulan, teori evolusi)
T. Djamaluddin
Peneliti Utama Astronomi Astrofisika, LAPAN Bandung
Seorang pembaca blog saya mengirim sederet pertanyaan yang kebetulan menyinggung masalah yang sedang atau pernah ramai diperbincangkan di beberapa milis dan di beberapa blog/situs. Agar bermanfaat bagi pembaca lain yang mungkin punya pertanyaan serupa, tanya jawab itu saya edit dan saya masukkan di blog saya ini. Semoga bermanfaat.
TANYA: Jika kita melihat ke langit dengan mata telanjang, apakah bintang dan planet itu berada pada posisi yang sama setiap hari ataukah berpindah, hari ini di barat, bulan depan di timur, atau bagaimana?
JAWAB TD: Karena bumi mengorbit matahari, bintang yang terlihat (mudahnya dikelompokan sebagai rasi bintang) secara perlahan berubah posisinya. Misalnya, rasi Crux (Salib Selatan) pada pukul 19.00 tanggal 5 April masih condong ke arah Timur, pada 11 Juni posisinya tegak tepat di arah Selatan, lalu pada 5 September sudah condong ke arah Barat. Planet akan tampak berubah posisinya relatif terhadap rasi-rasi bintang secara perlahan dari hari ke hari.
TANYA: Apakah rasi bintang yang dilihat di indonesia malam ini sama dengan yang dilihat di belahan amerika saat malamnya. (pada tanggal yang sama)? Ataukah tiap belahan bumi punya wajah langit masing2?
JAWAB TD: Secara umum bola langit pada suatu saat sama, hanya karena posisi suatu daerah tidak mungkin bisa melihat seluruh langit. Pengamat di Indonesia sulit melihat rasi bintang di langit utara yang mudah diamati di Amerika. Sebaliknya pengamat Amerika sulit melihat rasi bintang di langit selatan yang mudah diamati dari Indonesia. Rasi bintang di ekuator langit dapat terlihat di Indonesia dan di Amerika, tetapi pada waktu yang berbeda karena perbedaan posisi.
TANYA: Benarkah diantara bulan dan bumi ada lapisan yg sangat panas sehingga NASAnya Soviet menantang kalau Amerika benar-benar pernah mendarat di bulan, coba tenggelamkan dulu pesawat dan astronot mereka di kawah gunung api. Kalau tetap selamat awaknya baru mereka percaya pendaratan tersebut.
JAWAB TD: Di antara bumi dan bulan ruang angkasa yang sangat dingin. Di permukaan bulan pun tidak sepanas kawah gunung berapi. Semua ilmuwan antariksa tahu itu. Jadi, itu berita bohong bahwa ilmuwan Uni Sovyet membantah ilmuwan AS tentang pendaratan manusia di bulan.
TANYA: Berkaitan dengan the fake story of USA moon landing, saya jadi ragu dengan foto bulan dari permukaan (seperti yang bapak rujuk di artikel bulan pernah terbelah). Apa foto itu bisa dipercaya? Kita tahu teknologi Hollywood memungkinkan Amerika membuat image apa saja (Seingat saya NASA baru berencana mengirimkan ekspedisi ke bulan sekitar 10 -20 tahun lagi)
JAWAB TD: Dalam etika ilmiah, kebohongan adalah kejahatan besar. Tidak mungkin kebohongan masuk dalam jurnal-jurnal ilmiah. Lagi pula tidak mungkin ilmuwan sedunia mau dibohongi dengan foto-foto bulan hasil rekayasa. Pendaratan manusia di bulan benar adanya. Para pembantahnya jelas orang-orang yang tidak faham fakta ilmiah. Jawaban ilmiah oleh seorang astronom atas keraguan tentang pendaratan di bulan bisa dibaca di http://www.badastronomy.com/bad/tv/foxapollo.html
TANYA: Alqur'an menyebutkan matahari dan bulan beredar pada orbitnya, tapi tidak mengatakan bumi beredar, bahkan di hadits, "Jika saja bumi itu bergerak sedikit saja dari posisinya maka akan terjadi kerusakan yang sangat besar". Benarkah bumi bergerak? Kalau bumi kita bergerak, dan planet bergerak, seharusnya ada kejadian Mars tertutup matahari selama beberapa waktu lamanya karena perbedaan kecepatan revolusi, dan begitu juga benda-benad langit lainya.
JAWAB TD: Ya, bulan beredar pada orbitnya mengitari bumi. Matahari pun beredar pada orbitnya mengitari pusat galaksi (bukan mengitari bumi). Bumi bergerak di ruang angkasa, berotasi sambil mengitari matahari, adalah suatu fakta ilmiah yang tak terbantahkan. Planet-planet pun mengitari matahari. Karenanya, Mars (juga planet-planet lainnya) bisa tertutup oleh matahari bila dilihat dari bumi, bila konfigurasinya hampir segaris dan matahari berada di antara bumi dan Mars. Hadits tersebut (bila shahih) harus dimaknai secara tepat, tidak harus berarti gerak rotasi atau gerak di ruang angkasa. Gerak tersebut bisa saja dimaknai gerak lepeng buminya yang menyebabkan gempa.
TANYA: Bapak sebutkan Mars tertutup matahari untuk berapa lama? Kalau hanya karena siang saya anggap itu bukan hilang . Apakah venus juga akan menghilang dari fajar untuk berbulan atau berminggu lamanya?
JAWAB TD: Mars dan planet-planet lain tertutup matahari bukan karena siang, tetapi karena posisi orbitnya berada di balik posisi matahari. Sebelum tertutup pun pasti planet-planet tersebut tidak mungkin teramati karena kalah oleh cahaya matahari yang sangat kuat. Tidak tampaknya karena siang disebabkan oleh rotasi bumi yang hanya berperiode 24 jam.
TANYA: Benarkah bumi ini berputar, saking sangat cepat hingga tidak terasa? Apa itu ada buktinya atau ini hanya asumsi agar teori heliosentris bisa dipakai?
JAWAB TD: Ya, bumi berputar pada porosnya, buktinya ada malam dan siang dan kita lihat matahari, bulan, dan bintang-bintang terbit di timur dan terbenam di barat. Kita tidak merasa gerakan rotasi tersebut, karena efek gaya gravitasi yang menarik kita tetap berada di permukaan bumi lebih dominan daripada efek gerak rotasi bumi tersebut. Kalau kita berbaring lama sambil terus memandang ke langit, kita akan merasa bahwa kita sedang berputar mengitari ruang angkasa dengan melihat bintang-bintang secara perlahan bergeser. Sebagai tambahan informasi, teori heliosentris pun kini tidak tepat lagi, karena matahari bukanlah pusat alam semesta. Dalam tinjauan alam semesta skala besar (dalam kajian kosmologi), kita tidak mengenal adanya pusat alam semesta.
TANYA: Kalau bumi berputar sangat cepat serta bergerak, kenapa kita tidak melihat langit yang berganti setiap hari?
JAWAB TD: Bumi berputar sekali dalam 24 jam, karena itu kita lihat benda-benda langit terbit dan terbenam. Bumi mengelilingi matahari sekali dalam setahun, karena itu rasi-rasi bintang silih berganti dalam periode 1 tahun dan kita mengalami perubahan musim. Perubahan tersebut relatif lambat sehingga kita tidak merasa.
TANYA: Setahu saya Allah jadikan rasi bintang sebagai petunjuk arah, maka seharusnya dia tidak bergeser ke arah horisontal secara ekstrim, misalnya bulan ini posisinya di barat lalu bulan X, posisinya di timur. Apakah seperti itu pak?
JAWAB TD: Rasi bintang digunakan sebagai penunjuk arah, karena posisinya relatif tetap di bola langit, misalnya rasi Crux (salib selatan) selalu menunjuk arah selatan, walau berubah posisinya karena rotasi bumi (sehingga terbit di timur dan terbenam di barat) dan karena revolusi bumi mengitari matahari (sehingga posisinya berubah relatif terhadap matahari). Perubahan itu sedikit demi sedikit sesuai perubahan akibat rotasi dan revolusi bumi dan dapat dimodelkan secara matematik untuk prakiraan posisinya pada suatu saat.
TANYA: Kalau bumi berputar cepat kenapa satelit yang di orbit bumi bisa tetap di posisinya? Gravitasi di orbit lebih kecil, seharusnya lebih lambat mengikuti rotasi bumi
JAWAB TD: Bagi siswa SMA IPA atau mahasiswa sains dan teknik, mestinya sudah belajar fisika dasar tentang benda jatuh (gerak benda yang dipengaruhi gravitasi). Satelit mengorbit bumi pada dasarnya adalah benda jatuh. Periode orbitnya tergantung jaraknya dari pusat bumi. Satelit pada ketinggian sekitar 36.000 km periode orbitnya sama dengan periode rotasi bumi, sehingga tampak tetap di posisi tertentu (karenanya disebut satelit geostasioner). Bila ketinggiannya kurang dari itu, maka periodenya kurang dari 24 jam, sehingga tampak berpindah secara cepat.
TANYA: Asumsi bumi berotasi mengakibatkan benda langit lain mengalami hal serupa, lalu mengapa kita tidak bisa melihat wajah bulan yang lain dari bumi? Bukankah seharusnya wajah bulan berganti seiring dengan waktu rotasinya?
JAWAB TD: Wajah bulan tampak selalu sama karena rotasi bulan sama periodenya dengan revolusi bulan mengelilingi bumi, yaitu 27, 3 hari. Ini akibat efek sinkronisasi akibat gaya pasang surut bumi. Kalau bulan diam, maka secara perlahan kita akan melihat permukaan bulan bagian lainnya selama revolusinya mengelilingi bumi. Semua benda langit mempunyai gerak rotasi, termasuk bulan dan bumi.
TANYA: Rotasi juga bermasalah terhadap hadits nabi SAW, karena kalau bumi yang berotasi agar matahari terbit dari timur, maka bagaimana dengan janji Allah tentang tanda kiamat yang ditandai dengan matahari terbit dari barat secara tiba-tiba, (tanpa disadari) sehingga orang2 terbelalak. (Setelah itu kehidupan masih harus berjalan biasa, karena masih banyak tanda besar kiamat yang lain). Kalau bumi berotasi, maka untuk mengubah arah rotasi pasti terjadi kerusakan luar biasa di muka bumi karena perubahan arah rotasi bumi dengan massa yang begitu besar, bagaimana ini pak? Apa ada kesalahan dalam teori heliosentris?
JAWAB TD: Tidak ada pertentangan. Tanda hari kiamat matahari terbit di barat, artinya memang ada kekacauan luar biasa. Kalau rotasi bumi dibalikkan (bagi Allah mudah saja), sehingga matahari tampak terbit dari barat, maka efek pertama adalah seisi bumi akan terlontar ke angkasa, manusia seperti anai-anai dan (batuan) gunung sepertu bulu-bulu yang dihamburkan (baca surat Al-Qariah tentang kiamat). Hadits tersebut tidak menyebutkan urutan kejadian masing-masing tanda, tetapi masing-masing berdiri sendiri.
KOMENTAR: Alhamdulillah saya baru membaca literatur bagaimana peredaran bumi, matahari, dan bulan menurut penyelidikan para ulama berdasar Alquran dan Hadits yang shahih. Tentu akan lebih menarik kalau ada tinjauan sainsnya. sehingga suatu saat ada ilmuwan yang berani membela Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW, seperti Harun Yahya membantah evolusi.
TANGGAPAN TD: Tinjauan Al-Quran (dan Hadits) tidak bisa diadukan dengan tinjauan sains, karena sifatnya berbeda. AlQuran (dan hadits shahih) bersifat mutlak benarnya, sedangkan sains kebenarannya relatif (terus berkembang seiring perkembangan ilmu manusia). Yang bisa diadukan adalah interpretasi atau tafsirnya yang berada pada tataran ijtihadiyah, bisa benar bisa juga salah. Al-Quran harus ditafsirkan dengan ilmu Quran dan sains harus ditafsirkan dengan sains, baru dibandingkan. Perbandingan itu pun tidak bisa diklaim benar, karena itu tetap saja ijtihadiyah. Harun Yahya dan para pendukungnya menyalahkan teori evolusi bukan dengan analisis sains, tetapi dengan analisis ilmu lain (misalnya sosiologi). Ustadz Ahmad Sabiq menyalahkan “bumi mengelilingi matahari” bukan dengan analisis sains, melainkan dari analisis tafsir Quran. Bagi saintis bantahan itu tidak ada maknanya. Karenanya tidak perlu ditanggapi. Saintis akan mengakui kesalahannya dan menerima teori baru kalau analisisnya juga didasari pada kaidah sains juga. Logika yang digunakan untuk membantah teori evolusi sejak dulu bukanlah logika sains, karenanya teori evolusi terus berkembang dengan makin banyak bukti yang dapat ditelusur pada jurnal-jurnal ilmiah (bukan tulisan populer yang ditulis oleh bukan saintis yang mengaku pakar). Mohon difahami, janganlah kesucian Al-Quran sekadar dijadikan pembenaran untuk mendukung interpretasi penulisnya, yang bukan merupakan interpretasi sains -- artinya bukan interpretasi yang didasari bukti-bukti sains seperti pada jurnal-jurnal ilmiah yang diakui. Secara praktis, semestinya penulis buku bantahan terhadap "bumi mengelilingi matahari" (seperti Ustadz Ahmad Sabiq) atau penulis buku bantahan terhadap teori evolusi (seperti Harun Yahya) harus bisa membuktikan dulu secara ilmiah tentang keyakinannya atas interpretasi/tafsir Al-Quran. Dengan kata lain, interpretasi/tafsir (sekali lagi interpretasi, bukan esensi ayat) Al-Quran harus bisa ditransformasikan dulu menjadi bahasa sains, artinya asumsi dalam tafsir harus didukung dulu bukti-bukti ilmiah untuk dituliskan dalam jurnal ilmiah untuk membantah teori sains. Tanpa itu, bantahan terhadap sains tidak ada artinya, hanya dianggap hebat oleh orang awam seolah bantahan itu suatu penemuan ilmiah yang maha penting. Ibarat ahli teknik mencacimaki puisi atau ahli sastra menghujat hukum gravitasi, salah sasaran karena sudut pandang yang berbeda.
TANYA: Apakah yang Harun Yahya lakukan dalam membantah teori evolusi dengan memberikan berbagai bukti yang tidak dapat dijawab dengan pendekatan evolusi tidak bisa disebut membantah teori evolusi?
JAWAB TD: Harun Yahya tidak membantah teori evolusi dengan perangkat sains. Kalau betul, mestinya bantahannya muncul di jurnal sains dengan bukti-bukti saintifik. Bantahannya dalam artikel populer dianggap sekadar tulisan orang awam yang tidak faham teori evulusi sehingga diabaikan oleh saintis.
KOMENTAR: Lihat buku Matahari mengelilingi bumi Ust. Ahmad Sabiq, hal 134 dan banyak dalil lainnya dalam buku tersebut. Sesuai dengan yang dipahami oleh para ulama yang bermanhaj salafussholih yang menjadikan pemahaman generasi salaf sebagai pemahaman mereka, asumsi yang diambil dari qur'an dan sunnah adalah bumi diam pada posisinya serta matahari dan bulan mengelilingi bumi. Apakah berdasarkan pengetahuan bapak selama ini ada pertanyaan2 atau bukti yang dapat membantah teori tersebut? Asumsikan teori ini bapak pakai, apa yang tidak mungkin/ kontradiktif dari teori ini dikaitkan dengan fenomena yang terjadi di alam semesta?
TANGGAPAN TD: Tafsir ulama dipengaruhi oleh pengetahuan pada saat itu. Pemahaman ayat-ayat tersebut dengan tafsir baru tidak bertentangan dengan astronomi saat ini. Kalau mengikuti tafsir lama, konsep matahari yang besarnya 1.300.000 kali besar bumi mengitari planet kecil sungguh kontradiksi dengan logika sederhana sekali pun, terkait dengan gravitasi. Benda-benda langit beredar tentu karena adanya gaya penggeraknya, yaitu gravitasi. Tidak mungkin benda yang bermassa sangat besar mengitari benda kecil, sesuai dengan konsep titik pusat massa dua benda. Kalau anggapan tafsir lama yang benar bahwa matahari yang mengelilingi bumi, maka gugurlah teori gravitasi yang menjelaskan benda jatuh dan gerak benda-benda langit, termasuk satelit. Tetapi ternyata teori gravitasi telah digunakan untuk peluncuran satelit dan pengiriman pesawat antariksa yang sangat akurat perhitungannya. Tidak mungkin teori yang salah dapat diaplikasikan dalam praktek nyata. Jadi, pasti tafsir lama yang salah (bukan ayatnya).
http://t-djamaluddin.spaces.live.com/Blog/cns!D31797DEA6587FD7!238.entry