Advertisement

Responsive Advertisement

Terima Kasih Atas Partisipasi Warga Membantu Hujan Buatan

Senin, 21 Agustus 2006

Terima Kasih Atas Partisipasi Warga Membantu Hujan Buatan

TANGGAL 16 Agustus 2006 kami menulis di Pontianak Post mengajak warga membantu hujan buatan dengan cara menyirami air di jalan/gang ataupun halaman rumah. Di luar dugaan kami respon luar biasa oleh warga Pontianak saja yang kami pantau sepanjang pagi hingga sore hari. Sore tanggal 16 Agustus sejak warga melakukan penyiraman, hari mulai cerah tidak seburuk hari sebelumnya. Menjelang magrib terjadi hujan rintik hanya sebentar di beberapa tempat. Masuk hari kedua pantauan kami pagi dan sore warga masih banyak yang membantu untuk menyirami jalan/gang dan sungguh hal yang menggembirakan pada malam hari terjadi hujan di beberapa tempat. Kejadian ini pernah dialami dengan himbauan kami untuk berpartisipasi membantu hujan buatan dengan menyirami jalan/gang pada tahun 90 an. Hasilnya 3 hari setelah himbauan terjadi hujan gerimis di beberapa tempat dan udara menjadi cerah.

Membuat hujan buatan dengan cara melibatkan partisipasi warga menyumbang air yang masih tersisa di kolam atau parit pada saat pasang dengan menyirami ke jalan sangat efektif dan ekonomis dan pasti. Hasilnya memang dapat di hitung uap air yang terjadi. Menurut perhitungan kami dalam tulisan lalu bisa saja berkisar 500 juta liter air dan entah berapa banyak kalau di hitung dalam bentuk uap air (molekul H2O) hasil sumbangan warga serempak. Jadi bukan tidak mungkin apabila saling berikatan dengan uap air yang masih tersedia di udara akan di dapat jumlah volume air yang sangat besar dan pasti akan jatuh dalam bentuk hujan entah gerimis ataupun hujan lebat.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah ikut berpartisipasi atas himbauan kami untuk mencoba membuat hujan buatan ketimbang dengan cara pemerintah yang rencananya akan membuata hujan buatan dengan cara menabur garam melalui pesawat terbang dengan harapan akan dapat mengikat uap air yang tersedia diudara. Selain biayanya mahal kemungkinan terjadi hujan sangat kecil (bahkan pernah gagal) karena tidak cukup volume uap air tersedia diudara.

Dengan cara menyiram air kejalan yang pasti udara dilingkungan dirumah kita menjadi sejuk dan segar. Terjadinya hujan hari kedua pada malam hari bukan tidak mungkin adalah hasil upaya kita bersama menciptakan uap air secara bersamaan dan dalam jumlah yang besar. Jadi untuk hari ketiga sampai dengan tgl. 18 Agustus udara masih belum begitu bersih mari kita teruskan percobaan ini paling tidak kita tidak berharap banyak minimal untuk lingkungan kita sendiri yang menjadi sejuk dan segar.

Kami menghimbau kepada pemerintah baik provinsi ataupun pemkot untuk juga berpartisipasi sebagaimana himbauan kami dalam surat pembaca tgl. 16 Agustus 2006 untuk memanfaatkan fasilitas yang ada berupa mobil tanki pemadam kebakaran dari pada mobil tersebut nangkring digarasi tidak ada yang dibuat ada baiknya ikut bersama kami menyumbang air menyiram taman kota saja sudah bersyukur buat kami. Mudah-mudahan.



Edy Marwan Neil

Prof. Dr. Hamka, Nilam II No. 8 Pontianak

http://74.125.153.132/search?q=cache:hZ0-thW0zJUJ:arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp%3FBerita%3DSuratPembaca%26id%3D123265+edy+marwan+neil&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a